Empati Korban Kanjuruhan, Polres Jember Ikut Tahlil di Rumah Duka

    Empati Korban Kanjuruhan, Polres Jember Ikut Tahlil di Rumah Duka

    Jember, 2 suporter Arema Jember yang turut menjadi korban meninggal dalam tragedi kemanusiaan di stadion Kanjuruhan Malang, yakni Faiqotul Hikmah asal Gladak Pakem Kranjingan dan Noval Putra (19) asal Kelurahan Wirolegi dimana keduanya ikut Kecamatan Sumbersari Jember, menarik empati semua warga Jember, termasuk jajaran Polsek Sumbersari.

    Untuk ikut merasakan duka yang dialami oleh kedua keluarga korban, jajaran Polsek Sumbersari mengikuti kegiatan tahlilan hingga 7 hari dirumah duka, hal ini sebagai rasa empati dan juga untuk memberikan dukungan moril kepada keluarga yang ditinggalkan.

    "Kami membagi anggota kami untuk mengikuti kegiatan tahlilan yang digelar di 2 rumah korban meninggal dari tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan Malang, kehadiran kami dirumah duka, selain untuk ikut mendoakan kedua almarhumah dan almarhumah, juga sebagai wujud empati kami kepada keluarga korban, " ujar Kapolsek Sumbersari Kompol Sugeng Piyanto.

    Kapolsek juga menyatakan, dengan kehadiran anggota polisi di rumah duka, selain ikut tahlil dan mendoakan korban hingga 7 hari, pihaknya juga menyerap keluh kesah dari kedua keluarga korban, dimana hal ini untuk dijadikan catatan pihak kepolisian sebagai bahan evaluasi ke depannya.

    "Kami juga menyerap keluh kesah dari keluarga korban untuk kami jadikan catat sebagai bahan evaluasi kami dalam melakukan pengamanan kegiatan serupa, selain itu kami juga menyampaikan kepada keluarga korban, jika saat ini pihak kepolisian juga sedang melakukan investigasi dan penyelidikan dari tragedi tersebut, " pungkas Kapolsek. (*Humas Polres Jember)

    polres jember
    Siswandi

    Siswandi

    Artikel Sebelumnya

    Tragedi Kanjuruhan menjadi Penghantar Tugas...

    Artikel Berikutnya

    Hadiri Upacara HUT TNI Ke 77 Kapolres Jember...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    TV Parlemen Live Streaming
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    Hendri Kampai: Negara Gagal Ketika Rakyat Ditekan dan Oligarki Diberi Hak Istimewa
    Hendri Kampai: Pemimpin Inlander Selalu Bergantung pada Asing

    Ikuti Kami